Selasa, 23 Juli 2013




  1. UNTUK MELENGKAPI TUGAS BAHASA INDONESIA 2
    UNIVERSITAS GUNADARMA
    2012


    i


    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat petunjuk dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan  Penulisan  Makalah  ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.
    Adapun Penulisan Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kedua Bahasa Indonesia (softskill).
    Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Penulisan Makalah ini, terutama kepada :

    1.Ibu Prof. E. S. Margianti, S.E, M.M, selaku Rektor Universitas Gunadarma.
    2.Bapak Bambang Wahyudi S.Kom, M.SI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer.
    3.Bapak Dr. Setia Wirawan, SKom, M.SI, selaku Ketua Sistem Informasi.
    4.Bapak Jono Suroyo S.Kom, M.SI, selaku Dosen Bahasa Indonesia 2.
    5.Keluarga tercinta, yang selalu memberikan dorongan dan doa.
    Teman-teman 3KA22 atas solidaritas dan dukungannya.

    Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Penulisan Makalah ini. Akhir harapan penulis adalah semoga Penulisan Makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis serta para pembaca Penulisan Makalah ini.

    Akhir kata Assallammualaikum Wr Wb.

                                                                 Bekasi, 
    29 April 2012

                                                                    Imas Mega Pratiw

    ii


    DAFTAR ISI

                                                                                                                                            Halaman
    Halaman Judul i
    Kata Pengantar .ii
    Daftar isi iii
    BAB 1 PENDAHULUAN 1
    A.Latar Belakang Masalah 1
              C.Tujuan Penulisan 1
    BAB II MATERI 2
    BAB III PENUTUP 7
    A.Aplikasi 7
    B.Saran 7
    DAFTAR PUSAKA DALAM 8


     










    iii
    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.    LATAR BELAKANG MASALAH

    Awal masuk sekolah pasti ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMP, bersama teman-teman SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Gadis…,” begitu teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus mana?” tanya Vhe, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,” ajak Ze, temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak ketemu-ketemu. “Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku. “ada namaku?” tanyaku penasaran. “ini nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha Gladia, Zeazahra Modhyantias, Vhealovin Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita bertiga. “wah, hebat kau Ze. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Ze. “ya udah kita masuk yuk,” ajak Vhe.

    B.     RUANG LINGKUP

    Penulis hanya membahas tentang awal mula gadis jatuh cinta kepada reza. Tetapi pada akhirnya gadis mengetahui bahwa reza telah memiliki pacar.

    C.   TUJUAN PENULISAN

    Bertujuan untuk membantu para pembaca agar lebih memahami isi cerpen tersebut dan belajar cara mengikhlaskan seseorang
    BAB II
    MATERI

    Dia Bukan Untukku

    Awal masuk sekolah pasti ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMP, bersama teman-teman SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Gadis…,” begitu teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus mana?” tanya Vhe, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,” ajak Ze, temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak ketemu-ketemu. “Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku. “ada namaku?” tanyaku penasaran. “ini nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha Gladia, Zeazahra Modhyantias, Vhealovin Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita bertiga. “wah, hebat kau Ze. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Ze. “ya udah kita masuk yuk,” ajak Vhe.

    Hari pertama MOS itu sangat membosankan bagiku. Apa lagi harus berpanas-panasan untuk upacara pembukaan MOS. Banyak korban pingsan di lapangan sekolah itu. Tenggorokanku mulai kering dan sungguh membuat kepalaku menjadi pusing. Tak lama, aku merasa sudah tak berdaya dan jatuh pingsan. Tak lama aku membuka kedua mataku dan ternyata aku berada di UKS sekolah. Bersama anggota PMR yang menjadi kakak kelasku waktu itu. Aku masih lemas untuk beranjak dari tempat tidur. Dua sahabatku datang menjengukku. Dan aku di tuntutnya untuk berjalan menuju kelas.

    Sampai di kelas aku menerima materi awal-awal perkenalan. Kutatap wajah seorang cowok yang berada di seberang mejaku saat itu. Sebelum materi di mulai, absensi siswa MOS saat itu di percepat. Berpasang-pasangan. Dan tak kusangka namaku dipanggil dan cowok yang berada di sampingku tadi juga maju dan ternyata dia bernama Arezaldhi Birasanjaya. Setelah tanda tangan kehadiran, kami kembali ke tempat duduk semula.

    Materi pembelajaran untuk jam pertama sudah usai saatnya istirahat. Aku, Vhe, dan Ze menyergap kantin sekolah dan berdesak-desakan. Dan kulihat lagi cowok yang mempunyai nama Arezaldhi Birasanjaya sedang asyiknya ngobrol dengan teman barunya di depan kelas. Sepertinya aku merasakan yang namanya cinta pada pandangan pertama. Sudah 15 menit waktu untuk istirahat. Waktunya masuk kembali untuk bermain dan belajar.

    MOS sudah berjalan tiga hari. Hari ini adalah hari terakhir MOS. Dengan aturan hari ini, aku memakai kaos kaki berbeda warna, dengan rambut yang di kucir sangat banyak seperti orang gila. Semua murid MOS mengikuti upacara penutupan MOS. Hari yang panas. Terasa seperti di panggang. Banyak korban pingsan di lapangan itu. Akhirnya upacara penutupan MOS dipercepat.

    Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Bisa bertemu banyak teman baru. Mereka semua baik kepadaku. Saat aku berkenalan dengan salah satu temanku yang bernama Algea Radista, mataku teralihkan oleh satu sosok yang mungkin pernah aku kenal. Saat ku tatap pekat wajahnya ternyata dialah Arezaldhi Birasanjaya. “Dia kan,” gumamku dalam hati. “halo?Kenapa melongo gitu Dis?” tanya Gea sambil melambai-lambaikan tanganya di depan wajahku. “emm,” aku tersentak olehnya. “kenapa?” tanya Gea penasaran. “oh, ga… gak pa… papa,” kataku gagap. Gea memandangiku dengan wajah bingung. Seperti otaknya penuh dengan tanda tanya. “Gadis…,” sapa Ze dan Vhe. “ehh kalian,” kataku memandang Ve dan Zhe. Vhe dan Ze tersenyum manis kepada Gea. “ini Gea,” kataku memperkenalkan. “aku Vhe,” kata Vhe memperkenalkan dirinya. “aku Ze,” kata Ze juga memperkenalkan dirinya. “so beautiful,” kata Vhe memuji kecantikan Gea. “thank you very much,” kata Gea menjawab pujian Vhe dengan malu.


    Aku, Vhe, Ze, dan Gea sudah berteman sangat lama. Sudah lima bulan aku masuk di kelas 7 C. Bersama-sama dengan ketiga sahabatku itu. Tiba-tiba perbincanganku tersentak oleh sosok cowok yang memasuki kelasku. Dia…… Dia…… “Dis, kenapa melongo?” gertak Ze. “eemm, eh, eng… enggak papa,” kataku gugup. “kenapa sih?” tanya Gea. “iya, pelit banget gak mau ngasih tau,” tanya Vhe semakin mendesak. Mereka bertiga melihatku memandangi Arezaldhi sejak tadi. “oo, itu toh yang buat kamu melongo,” ucap Gea menggentakkan jantungku. “siapa, mana?” kataku bertanya-tanya dengan ragu. “itu tuh,” kata Gea menyenggol lenganku dan melirik Arezaldhi. “apaan?”. “sok gak tau nih,” gertak Gea lagi. Aku semakin salah tingkah dibuatnya. Sosok cowok itu pun pergi meninggalkan kelasku. “siapa emangnya?” tanya Vhe dan Ze bersamaan. “Arezaldhi,” kata Gea. “kamu suka ya Dis?” tanya Ze ingin tau. “sok tau kamu Ge,” kataku. “uhuui, jatoh ci’inta agi,” ledek Ze. “apaan sih kalian?” kataku meninggalkan mereka bertiga yang semakin meledekku.

    Suatu hari acara ulang tahun sekolahku. Setiap kelas harus menampilkan minimal satu pementasan. Semua teman kelasku memilihku untuk menyanyi solo. Tapi aku seorang remaja yang demam panggung. Dan aku pun ditemani oleh Gea yang suaranya lumayan bagus walaupun nggak sebagus suaraku… hehehe J. Malam ulang tahun itu tiba yang memang bertepatan dengan hari ulang tahunku. “grogi aku Ge,” kataku sambil gemeteran. “enjoy saja Dis,” kata Gea memberiku semangat. “aku bener-bener demam panggung,” kataku dengan keringat dingin. “nanti ada Reza kan yang ngeliat?” ejek Gea. “jadi nama panggilanya Reza,” kataku sedikit tersenyum. “iya.” Hari yang membuatku di selimuti oleh kegerogian yang luar biasa. Karena aku dan Gea akan mewakili kelasku untuk memberikan penampilan yang terbaik.

    Acara itu pun dimulai. Dimulai dari kelas 9 lalu dilanjutkan kelas 8 lalu menuju kelas 7. Penampilan yang begitu spektakuler telah ditampilkan dengan penuh semangat. Beribu-ribu tepuk tangan mengiri suasana tersebut. Tiba giliran kelas 7 C yang menampilkan aktrasinya. Jantungku semakin berdebar dengan kencang. Keringat bercucuran ke seluruh badan. Dengan genggaman erat tangan Gea aku dengan gugupnya menaiki panggung dan mengecek mikrofon. Tepuk tangan pun mulai terdengar. Seolah aku tak bisa membayangkan diriku nanti. Dentuman musik R&B mulai terdengar. Dalam hitungan detik syair lagu akan mulai dinyanyikan. Gea dengan semangat dan PD-nya menari-nari happy, sedangkan aku … ????

    Keringat bercucuran dari tubuhku. Keringat dingin menyelimuti seluruh tubuhku. Dengan perasaan yang tak karuan aku mulai melantunkan lagu kesukaanku itu. Siswa-siswa bertepuk tangan lama kelamaan aku merasa semakin enjoy. Saat aku menyanyi, aku melihat Reza tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumanya yang tak kalah manis hehe J. Lagu itu pun usai ku nyanyikan. Pertunjukan kurang dua kelas lagi. Ada yang dans, drama, nyanyi, pelawak, sampai dengan band.
    Hari itu hari yang menyenangkan bagiku. Melihat ia tersenyum kepadaku membuatku semakin bersemangat. “Gadis,” sapa Ze. “Eh, Ze. Yang lain kemana?” kataku balik tanya. “tuh,” kata Ze menunjuk Vhe dan Gea. Vhe dan Gea melambaikan tanganya kepadaku dan Ze. Tiba-tiba Ze menarik tanganku meninggalkan tempat itu. “Gadis, Ze. Mau kemana?” tanya Gea. “bentar aja,” teriak Ze dari kejauhan. Gea mengajakku ke tempat yang sepi, dan Ze tampak serius memandangku. “apa kamu bener suka Reza?” tanya Ze menatap kedua mataku. Aku tidak tau harus berkata apa. Semua kebingunan merasuki otakku. Aku terdiam mematung. “iya,” kataku lirih.

    “aku punya informasi tentang si Reza itu,” ungkap Ze. “info apa?” tanyaku kebingungan. “dia sudah mempunyai pacar,” kata Ze berbisik kepadaku. “kamu tau dari siapa?” tanyaku sedih. “kamu tau Viona Adelima kan?” kata Ze menguatkan. “ya.” “dialah pacarnya,” kata Ze. Aku sedikit ragu dan meneteskan air mata. “kenapa aku mencintai orang yang salah selama ini?” kataku menambah tangisanku. Isak tangisku terdengar oleh Vhe dan Gea. “kenapa dia?” tanya Vhe dan Gea. “kamu tidak salah mencintai dia tetapi kamu hanya belum beruntung mendapatkanya,” hibur Ze. Ze berbisik kepada Gea dan Vhe atas semua ini. “sudahlah Dis, kenapa harus menangis karena cinta?” hibur Gea. “iya, dia bukan sosok yang baik untuk kamu. Banyak cowok yang mau sama kamu di luar sana. Bahkan lebih baik dari Reza,” ungkap Vhe memberi semangat. Aku terharu dengan semuanya. Aku memeluk erat tubuh ketiga sahabatku itu dengan penuh keikhlasan dan aku tau dia bukanlah untukku.





    BAB III
    PENUTUP
    A.    KESIMPULAN
    cerita ini adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).

    B.     SARAN
    Adapun saran yang penulis berikan ialah :
    Agar para pembaca dapat memahami isi cerpen.


     
    DAFTAR PUSTAKA

    0 

    Add a comment



  2. Jokowi Effect: Voorijder Hilang Berganti Pasukan Pemburu Berita



    Jakarta - Biasanya para pejabat selalu menggunakan pasukan pengawalan atau voorijder dalam menjalankan tugas dinas sehari-hari. Voorijder adalah petugas pembuka jalan yang bertugas juga melakukan pengawalan keamanan. Hal ini dilakukan guna menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas si pemangku jabatan.

    Namun, ada yang beda dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Jokowi lebih sering terlihat tanpa pengawalan ketika melaksanakan tugas dinasnya. Seperti Minggu (4/11/2012), Jokowi mengunjungi syukuran Forum Komunikasi Guru Swasta (FKGS) di Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Dalam kunjungannya kali ini tidak ada satu pun pengawalan voorijder yang tampak, biasanya dua motor aparat mengawal dari belakang.

    Jokowi datang menggunakan mobil Kijang Innova hitam bernomor polisi B 1123 RFR. Di belakangnya ada satu mobil Innova hitam lagi berisi pengawalnya. Tak ada sirine voorijder.

    Yang ada malah sederet mobil media berbaris rapi mengekor mobil Jokowi. Petugas voorijder yang identik dengan pengawalan para pejabat hilang, berganti dengan sedikitnya 5 mobil 'pasukan' pemburu berita. Kehadiran mobil jurnalis dari berbagai stasiun televisi beserta perlengkapannya itu menarik perhatian masyarakat yang menyambut Jokowi. Jokowi yang suka merahasiakan agendanya membuat awak media tak mau kecolongan.

    Bahkan gara-gara tidak menggunakan voorijder, Jokowi pernah mengalami kemacetan saat melintas di jembatan layang Tebet menuju Casablanca. Saat itu Jokowi usai berkunjung ke kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.

    Saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta lalu, Jokowi berjanji tidak menggunakan voorijder yang kadangkala memicu macet. Setelah menang quick count, janji itu diulanginya lagi.

    "Tidak pakai pengawalan," ucap Jokowi di Posko Pemenangan Jokowi-Ahok, Jalan Borobudur No 22, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2012). Menurut Jokowi, penggunaan pengawalan bukanlah gayanya.

    Bahkan tak cuma acara resmi, pasukan pemburu berita itu juga mengintil sampai acara undangan pernikahan yang didatangi Jokowi. Seperti hari ini, saat Jokowi ke gedung Manggala Wanabhakti untuk menghadiri acara hajatan pernikahan putri Irjen Kementerian Perdagangan (Kemendag) Eddy Suseno yang menikahkan putri perempuannya Novita Dwi Handayani dengan Redi Dafrianto.

    Para pemburu berita setia menunggu Jokowi bersalaman, makan hingga akhirnya wawancara usai Jokowi keluar dari gedung itu.


    TUGAS MENGANALISIS  DARI SEGI DIKSI (PILIHAN KATA) DI SEBUAH ARTIKEL / BLOG / MAKALAH

    Disini, penulis akan menganalisis dari segi diksi (pilihan kata) bahasa Indonesia yang digunakan pada sebuah artikel berita dari website detik.com  apakah sudah benar atau belum mengikuti diksi – diksi yang di tentukan meliputi :
    a.       Baku atau tidak baku
    b.      Kosakata (pasangan kata dalam konjungsi)
    c.       Idiom dan ungkapan idiom
    d.      Gaya bahasa
    Baik, sekarang kita mulai saja menganalisis diksi (pilihan kata) dalam bahasa Indonesia yang terdapat di artikel berita tersebut. Dari segi :
    a.      Baku atau tidak baku 

    BAKU
    TIDAK BAKU
    Kadang kala (dipisahkan)
    Kadangkala

        Hanya satu kata itu saja yang harus diperbaiki dalam memilih kata baku atau tidak, dikarenakan yang kata – kata yang lain sudah memenuhi persyaratan kata baku atau tidaknya.
    b.   Kosakata ( pasangan dalam konjungsi )
    Tidak terdapat kosakata dalam kalimat tersebut setelah penulis menganalisis.
    c.    Idiom dan ungkapan idiom
          Terdapat idiom (ekspresi, kata atau frasa) yaitu,
      • Pemangku jabatan artinya adalah orang yang punya kekuasaan atau menduduki sebuah jabatan.
      •   Pemburu berita artinya orang yang pekerjaannya mencari – cari berita  (wartawan / jurnalis).
      •   Awak media artinya rekan - rekan media atau pers.
                     Tidak terdapat ungkapan idiom pada paragraph tersebut.
    d.   Gaya bahasa
          Menurut penulis, gaya bahasa yang digunakan belum cukup baik karena terdapat bahasa sehari – hari yang sebaiknya tidak terdapat dalam penulisan artikel tersebut tetapi tetap digunakan. Contoh  terdapat kata:
    ·         Kecolongan => seharusnya diganti ketinggalan (paragraph 4), dan
    ·         Mengintil => seharusnya diganti mengikuti ( paragraph 8).
    Nilai positif dalam artikel tersebut ialah tetap dapat berkesinambungan satu sama lain.

    Itu saja yang bisa penulis analisis mengenai diksi (pilihan kata) dalam sebuah bahasa Indonesia disebuah artikel berita online. Kurang lebih penulis mohon maaf, sekian dan terima kasih.                
    Wassalam…
Laai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar